Hajar
Aswad
Hajar Aswad merupakan batu
suci yang terletak pada pojok timur sebuah bangunan berbentuk kubus yang kita
kenal sebagai ka’bah. Hajar Aswad diriwayatkan sebagai batu yang berasal dari
luar bumi, dimana umat muslim meyakini nya hajar aswad merupakan batu yang
berasal dari surga.
Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda,
“Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan
dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. ( Jami al-Tirmidzi
al-Hajj (877) )
Hajar
Aswad pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail dan yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim. Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang
dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin
meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma
yang unik dan ini merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal
keberadaannya.
Pada masa Rasulullah berusia 30 tahun, pada saat itu beliau belum
diangkat menjadi Rasul, bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir
yang melanda Kota Mekkah pada saat itu. Ketika sampai pada peletakan Hajar
Aswad, para petinggi suku Quraisy berselisih, siapa yang akan
menaruhnya. Perselisihan ini nyaris menimbulkan pertumpahan darah, akan tetapi
dapat diselesaikan dengan kesepakatan menunjuk seorang hakim
yang memutuskan. Pilihan tersebut, ternyata jatuh pada Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah Saw dengan bijak berkata pada
mereka, “Berikan padaku sebuah kain. Kemudian beliau mengambil hajar Aswad dan
menaruhnya dalam kain itu dengan tangannya. Lalu beliau berkata, ” Hendaklah
setiap qabilah memegang sisi-sisi kain ini, kemudian angkatlah bersama-sama!”.
Mereka lalu melakukannya dan ketika telah sampai di tempatnya, Rasulullah
menaruhnya sendiri dengan tangannya kemudian dibangunlah.
Mencium Hajar Aswad hukumnya sunnah. Dahulu
Rasulullah SAW pernah mencium batu ini. Sekarang setiap orang yang melakukan
thawaf keliling ka`bah, mereka akan saling berebut untuk mencium batu ini.
Dalam fiqh, mencium Hajar Aswad disebut dengan istilam. Secara terminologi,
istilim diartikan sebagai salah satu bentuk ibadah yang diajarkan ketika
melakukan ibadah haji yang dilaksanakan dengan cara mencium atau mengusap Hajar
Aswad, yang terdapat di sisi Ka’bah, ketika melakukan thawaf.
Dikutip dari:
http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/tips-haji/13/10/14/mun43y-begini-tata-cara-mencium-hajar-aswad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar